Presentasi: Sugiman dan Wahyudin
Planning and Strategy
Planning adalah sebuah proses yang digunakan oleh manajer untuk mengidentifikasi dan memilih tujuan serta tindakan yang tepat untuk organisasi.
Strategi adalah kumpulan dari keputusan-keputusan tentang tujuan yang ingin dicapai, tindakan yang akan dilakukan dan bagaimana menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuan.
Ada 3 langkah dalam Planning :
1. Menentukan misi dan tujuan organisasi
1. Menetapkan tujuan bisnis yang utama
2. Mission statement adalah pernyataan tujuan organisasi secara luas yang mengidentifikasi
produk dan konsumen perusahaan dan membedakan organisasi dari pesaingnya
2. Menyusun strategi
Manajer menganalisis situasi organisasi dan menetapkan strategi-strategi yang diperlukan untuk mencapai misi dan tujuan organisasi
3. Pelaksanaan strategi
Manajer menentukan sumber daya dan bertanggungjawab untuk melaksanakan strategi-strategi dalam perusahaan.
The Nature of The Planning Process
Ada beberapa tehnik yang dapat digunakan oleh manajer dalam proses perencanaan :
1. Menemukan dan menentukan posisi perusahaan saat ini
2. Menentukan bagaimana posisi perusahaan di masa yang akan datang
3. Memutuskan langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk bisa mencapai posisi yang
diharapkan di masa yang akan datang.
Ketika manajer membuat perencanaan, manajer harus memprediksi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang supaya dapat memutuskan apa yang akan dilakukan pada saat ini. Semakin baik prediksinya, semakin efektif strategi-sttrategi yang disusun untuk mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang dan menjawab tantangan dari pesaing.
Lingkungan di luar perusahaan sangat tidak menentu dan kompleks, itulah sebabnya mengapa membuat perencanaan dan strategi merupakan hal yang sulit dan sangat beresiko. Jika manajer salah membuat prediksi sehingga salah membuat rencana dan strategi, dapat menyebabkan menurunnya performa perusahaan.
Why Planning is Important?
1. Perencanaan diperlukan untuk memberikan arah dan tujuan perusahaan.
Sebuah rencana menyatakan tujuan perusahaan yang ingin dicapai dan strategi apa yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Tanpa perencanaan, manajer-manajer dapat menginterpretasikan tugasnya masing-masing sesuai dengan yang terbaik menurut dirinya sendiri sehingga sering terjadi konflik tujuan dan manajer-manajer tersebut tidak dapat bekerja sama dengan baik. Sebuah rencana dapat membuat manajer-manajer ada dalam jalurnya sehingga mereka dapat menggunakan sumber daya secara efisien dan efektif
2. Perencanaan memberi kesempatan kepada manajer-manajer untuk berpartisipasi dalam
membuat keputusan tentang tujuan dan strategi yang tepat untuk perusahaan.
3. Perencanaan membantu untuk mengkoordinasikan manajer-manajer dengan fungsi dan
divisi yang berbeda dan memastikan bahwa mereka ada dalam arah yang sama dan bekerja untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
4. Perencanaan dapat digunakan sebagai alat untuk mengontrol manajer-manajer dalam perusahaan
Menurut Henri Fayol, rencana yang efektif harus memiliki 4 kriteria, yaitu :
1. Unity / kesatuan
Artinya pada satu waktu hanya ada satu pusat, satu rencana yang memberi petunjuk untuk mencapai tujuan organisasi. Bila ada lebih dari satu rencana, maka akan membingungkan
2. Continuity / kesinambungan
Perncanaan adalah proses yang terus berlangsung dimana manajer-manajer membangun dan memperbaiki rencana-rencana sebelumnya dan terus menerus memodifikasi rencana-rencana di semua level
3. Accurate / tepat
Manjer-manajer harus berusaha untuk mengumpulkan dan menggunakan semua informasi dalam proses perencanaan
4. Flexibility / fleksibel
Perencanaan harus cukup fleksibel, bisa diubah jika ada perubahan sitiasi.
Levels of Planning
Di dalam organisasi yang besar biasanya proses perencanaan terjadi pada 3 level manajemen, yaitu : Corporate, business/division, dan functional/department.
Levels dan Types of Planning
| Corporate | Business | Functional |
Plan | Corporate-level Plan Top manajer memutus-kan tentang misi dan tujuan, semua strategi dan struktur perusahaan | Business-level Plan Manajer divisi menentukan tujuan jangka panjang, strategi dan struktur divisi | Functional-level Plan Manajer fungsional menetapkan tujuan-tujuan yang dapat membantu divisi mencapai tujuannya |
Strategy | Corporate-level Strategy Sebuah rencana yang menunjukkan di bidang mana perusahaan akan bergerak dan di pasar mana perusahaan akan berkompetisi | Business-level Strategy Sebuah rencana yang menunjukkan bagaimana divisi akan berkompetisi dengan pesaingnya | Functional-level Strategy Sebuah rencana yang menunjukkan bagaimana manajer fungsional meningkatkan nilai barang dan pelayanan perusahaan |
Dalam proses perencanaan, sangat penting untuk memastikan bahwa perencanaan-perencanaan di semua level harus konsisten. Tujuan dan strategi di level fungsional harus konsisten dengan tujuan dan strategi divisi dan juga konsisten dengan tujuan dan strategi corporate. Jika semua konsisten, maka semua akan berjalan harmonis. Kegiatan di satu level akan memperkuat level lain, dan akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
Time Horizons of Plans
Time Horizon adalah waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan sebuah rencana. Berdasarkan Time Horizonnya, rencana dapat dibagi menjadi :
1. Long-term Plan / rencana jangka panjang, dengan time horizon 5 tahun atau lebih
2. Intermediate-term Plan/ rencana jangka menengah, dengan time horizon antara 1 – 5 tahun
3. Short-term Plan/ rencana jangka pendek, dengan time horizon 1 tahun atau kurang
Biasanya corporate dan business-level plan dan strategy membutuhkan rencana jangka panjang dan menengah, sedangkan functional level plan dan strategy membutuhkan rencana jangka menengah dan pendek
Kebanyakan organisasi mempunyai rencana tahunan yang berkaitan dengan anggaran keuangan. Corporate atau Business level plan yang diperpanjang selama beberapa tahun disebut Rolling Plan. Rolling Plan memungkinkan manajer untuk membuat perbaikan-perbaikan bila ada perubahan lingkungan.
Standing Plans and Single Use Plans
Standing Plans digunakan dalam situasi dimana pembuatan keputusan sudah diprogramkan. Ketika situasi yang dihadapi sama, manajer membuat kebijakan, aturan dan Standard Operating Procedures (SOPs) untuk mengontrol karyawan melaksanakan tugasnya.
Single Use Plans digunakan untuk pengambilan keputusan yang tidak terprogram/tidak biasa/satu jenis situasi. Contohnya adalah program yang merupakan kumpulan rencana-rencana untuk mencapai tujuan tertentu.
Scenario Planning
Rencana yang efektif harus memiliki criteria unity, continuity, accurate, dan flexible. Salah satu metode yang digunakan secara luas untuk menolong manajer agar dapat membuat rencana yang efektif adalah Scenario Planning.
Scenario Planning / Contingency Planning adalah membuat scenario kondisi-kondisi di masa yang akan datang dan dianalisis bagaimana merespon secara efektif terhadap kondisi-kondisi tersebut.
Keuntungan menggunakan Scenario Planning adalah manajer bisa mengantisipasi tantangan-tantangan yang tidak menentu di masa yang akan datang dan mendidik manajer untuk berpikir jauh ke depan dan berpikir strategis.
Determining the Organization’s Mission and Goals
Menemukan bisnis. Tujuannya :
1. Untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen
2. Menemukan cara perusahaan untuk memenuhi kebutuhan konsumen
3. Mengetahui siapa pesaing sebenarnya
Cara menemukan bisnis adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan :
1. Siapa konsumen kita?
2. Kebutuhan konsumen apa yang akan dipuaskan?
3. Bagaimana kita memuaskan kebutuhan konsumen?
Establishing Major Goals
Setelah menemukan bisnis yang akan dijalankan, manajer harus menetapkan tujuan-tujuan organisasi.
Strategic Leadership adalah kemampuan manajer untuk menyampaikan visi yang ingin dicapai oleh organisasi kepada bawahannya.
Waktu pencapaian tujuan harus dinyatakan untuk menekankan bahwa tujuan harus dicapai dalam periode waktu tertentu dan juga berfungsi sebagai motivator
Formulating Strategy
Penyusunan strategi dimulai dengan analisis faktor-faktor atau kekuatan-kekuatan di dalam perusahaan dan di luar perusahaan yang mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mencapai tujuannya. Analisis SMOT dan Five Forces Model adalah 2 teknik yang dapat digunakan manajer untuk melakukan analisis.
SWOT Analysis adalah latihan perencanaan di mana manajer mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan organisasi dan peluang serta ancaman/tantangan dari lingkungan.
The Five Forces Model (by Michael Porter)
Ada lima hal yang harus dianalisis sebelum penyusunan strategi, yaitu :
1. Tingkat persaingan di antara perusahaan-perusahaan
Semakin perusahaan-perusahaan bersaing satu sama lain, misalnya dengan menurunkan harga produknya atau dengan meningkatkan pemasaran, semakin rendah keuntungan perusahaan
2. The potential for entry into an industry
Semakin mudah masuk ke dalam industri misalnya karena penghambat untuk masuk rendah, maka harga menjadi rendah dan keuntungan menjadi rendah
3. Kekuatan supplier
Jika hanya ada beberapa supplier dari input/bahan baku yang penting, maka supplier dapat menaikkan harga bahan baku. Harga bahan baku yang mahal memnyebabkan keuntungan yang rendah bagi perusahaan
4. Kekuatan Konsumen
Jika hanya ada beberapa konsumen yang dapat membeli produk dari industri, konsumen dapat menawar dan menurunkan harga sehingga keuntungan perusahaan menjadi rendah
5. Ancaman produk substitusi/pengganti
Produk suatu industri dapat menjadi produk pengganti untuk produk dari industri lain. Ketika produk pengganti ada di pasaran, perusahaan tidak dapat menetukan harga tinggi untuk produknya karena konsumen bisa beralih ke produk pengganti.
Hypercompetition adalah persaingan yang tetap, terus berlangsung dan kuat yang terjadi dalam industri dengan meningkatkan teknologi atau perubahan selera konsumen.
Formulating Business Level Strategis
Michael Porter yang mengembangkan the five forces model juga mengembangkan teori bagaimana manajer dapat memilih Business Level Strategy.
Porter berpendapat bahwa Business Level Strategy yang baik dapat menurunkan persaingan, mencegah masuknya pesaing baru, mengurangi kekuatan supplier dan konsumen, dan mengurangi ancaman produk pengganti.
Menurut Porter ada 4 Business level Starategy, yaitu :
1. Low Cost
Mendorong perusahaan menurunkan biaya produksinya di bawah biaya produksi pesaingnya. Dengan strategi ini :
- Manajer produksi harus mencari cara baru untuk mengurangi biaya produksi
- Manajer R&D fokus pada pengembangan produk baru yang dapat diproduksi dengan lebih murah
- Manajer pemasaran mencari cara untuk menurunkan biaya pemasaran
Ketika perusahaan menetapkan harga yang rendah maka akan menyulitkan perusahaan baru untuk masuk ke dalam industry
2. Differentiation
Membedakan produk kita dengan produk dari pesaing, misalnya membedakan desainnya, produknya, kualitasnya, atau after sales servicenya. Biasanya membuat produk unik dan berbeda itu mahal sehingga meningkatkan harga produk. Diferensiasi membuat perusahaan baru sulit masuk ke dalam industri karena tidak memiliki nama dan konsumen tidak mau produk lain sehingga memungkinkan perusahaan yang melakukan diferensiasi untuk menetapkan harga lebih tinggi
3. Focused low cost
Hanya melayani satu segmen dan mencoba untuk menjadi perusahaan yang biayanya paling rendah
4. Focused Differentiation
Hanya melayani satu segmen dan mencoba untuk menjadi organisasi yang paling berbeda di segmen yang dilayani.
Segmen yang dipilih misalnya hanya untuk bayi, atau area tertentu misalnya bagian timur, atau bagian barat.
Formulating Corporate level Strategies
Ada beberapa strategi, yaitu :
1. Konsentrasi pada satu industri
Menginvestasikan kembali keuntungan perusahaan untuk memperkuat posisinya dibidang usahanya saat ini
2. Vertical Integration
Memperluas bisnis perusahaan ke industri yang menghasilkan bahan baku produknya atau ke industri yang menggunakan, mendistribusikan atau menjual produknya
3. Diversifikasi
Memperluas bisnis perusahaan ke industri baru supaya menghasilkan produk dan pelayanan baru. Ada 2 macam diversifikasi :
a. Related Diversification
Melakukan diversifikasi ke divisi atau bisnis yang berhubungan dengan bisnis yang sudah ada. Misalnya P&G memproduksi diapers dan melakukan related dicersification dengan memproduksi handuk kertas
b. Unrelated Diversification
Melakukan diversifikasi ke bisnis baru atau membeli perusahaan dengan bisnis baru yang tidak ada hubungannya dengan bisnis yang sudah ada. Alasan melakukan Unrelated Diversification adalah :
- Manajer membeli perusahaan yang performanya kurang baik, kemudian menajer mentransfer manajemennya sehingga meningkatkan performanya
- Meningkatkan keuntungan dari divisi-divisi yang berbeda dan mengurangi resiko dengan bisnis yang berbeda-beda
Terlalu banyak diversifikasi dapat menyebabkan manajer kehilangan control pada bisnis intinya.
4. Ekspansi International
Menjual produk ke luar negeri dan bersaing di lebih dari 1 pasar nasional. Ada 2 strategi yang dapat dilakukan, yaitu :
a. Global Strategy
Menjual produk dengan standar yang sama dan menggunakan dasar pendekatan pemasaran yang sama di tiap pasar nasional. Keuntungannya : menghemat biaya, tidak perlu melakukan penyesuaian produk dan pendekatan yang berbeda di tiap Negara. Kerugiannya : bisa kalah bersaing dengan competitor local yang melakukan penyesuaian dengan selera konsumennya
b. Multidomestic Strategy
Menyesuaikan produk dan strategi pemasaran dengan kondisi pasarnya. Keuntungannya : dengan adanya penyesuaian produk, maka manajer dapat menjual dengan harga yang lebih mahal. Keugiannya : meningkatkan biaya produksi
Choosing a way to expand internationally
Ada 4 cara untuk melakukan ekspansi ke luar negeri :
1. Importing dan Exporting
- Importing adalah menjual di Negara sendiri produk yang dibuat di luar negeri
- Exporting adalah membuat produk di Negara sendiri dan menjualnya ke luar negeri
2. Licencing dan Franchising
- Licencing adalah memperbolehkan perusahaan asing untuk memproduksi dan mendistribusikan produk di negara sendiri dengan imbalan yang telah dinegosiasikan
- Franchising adalah menjual ke perusahaan asing hak untuk menggunakan nama dan system. Imbalannya : lump sum payment dan pembagian keuntungan
3. Strategic Alliance
Kesepakatan dimana manajer berbagi sumber daya perusahaan dengan perusahaan asing dan 2 perusahaan berbagi keuntungan dan kerugian/resiko dari usaha baru
4. Wholly owned Foreign Subsidiary
Produksi dilaksanakan di Negara lain dan tidak tergantung dari keterlibatan pihak local
Planning and Implementing Strategy
Setelah mengidentifikasi strategi bisnis dan corporate untuk mencapai misi dan tujuan, manjer ditantang untuk mengimplementasikan strategi-strategi dalam tindakan. Ada 5 tahap implementasi strategi :
1. Menetapkan siapa orang atau kelompok yang bertanggungjawab untuk implementasi.
2. Mengkonsep rencana tindakan secara detil dan spesifik menyatakan bagaimana strategi diimplementasikan.
3. Menyatakan jadwal untuk pelaksanaan implementasi.
4. Menempatkan sumber daya yang tepat untuk implementasi strategi.
5. Menyiapkan orang atau kelompok yang bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan corporate, divisional dan fungsional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar